Selasa, 09 Agustus 2016

Cara sukses budidaya sengon





Cara sukses budidaya sengon – Sengon (Paraserianthes falcataria) termasuk famili Mimosaceae, keluarga petai – petaian adalah pohon yang tumbuh cepat yang banyak terdapat di Indonesia. Sengon dapat tumbuh mulai dari pantai sampai dengan ketinggian 1600 mdpl tetapi sengon optimal pada ketinggian sampai 800 mdpl. Sengon secara alami tumbuh di Maluku, Papua hingga Kepulauan Solomon. Sengon termasuk tumbuhan paling cepat tumbuh (fast growing species) dimana dapat tumbuh tinggi hingga 7 meter per tahun pada tahun pertama penanaman.



Budidaya sengon diperbanyak dengan menyemaikan biji sengon. Biji sengon yang dijadikan benih sengon harus terjamin mutunya. Benih sengon yang baik adalah benih sengon yang berasal dari induk pohon kayu sengon yang memiliki sifat-sifat genetik yang baik, seperti : bentuk fisiknya tegak lurus dan tegar, tidak menjadi inang dari hama ataupun tahan penyakit.
Ciri-ciri benih sengon yang baik yaitu :
  •     Kulit benih sengon bersih berwarna coklat tua
  •     Ukuran benih sengon maksimum
  •     Tenggelam dalam air ketika benih direndam
  •     Bentuk benih sengon masih utuh.
  •     Selain penampakan visual tersebut, juga perlu diperhatikan daya tumbuh dan daya hidupnya, dengan memeriksa kondisi lembaga dan cadangan makanannya dengan mengupas benih tersebut. Jika lembaganya masih utuh dan cukup besar, maka daya tumbuhnya tinggi.
Banyaknya benih sengon yang dibutuhkan suatu persemaian sengon ditentukan beberapa faktor sebagai berikut :
  • Jumlah semai sengon yang harus dihasilkaan
  • Peren perkecambahan (viabilitas) dari benih sengon yang bersangkutan.
  • Persen jadi semai sampai bibit sengon siap tanam,dan
  • Jumlah butir benih sengon tiap kg.
Sehubungan dengan biji sengon memiliki kulit yang liat dan tebal serta segera berkecambah apabila dalam keadaan lembab, maka sebelum benih sengon disemaikan, sebaiknya dilakukan treatment terhadap benih sengon tersebut sehingga membuat daya kecambah dari benih sengon tersebut bisa maksimal, caranya yaitu : Benih direndam dalam air panas mendidih (80 C) selama 15 – 30 menit. Setelah itu, benih direndam kembali dalam air dingin sekitar 24 jam, lalu ditiriskan. untuk selanjutnya benih siap untuk disemaikan.
Keberhasilan persemaian benih sengon ditentukan oleh ketepatan dalam pemilihan tempat, oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa persyaratan memilih tempat persemaian sengon sebagai berikut :
  •     Lokasi persemaian sengon sebaiknya ditempat yang datar atau dengan derajat kemiringan maksimum 5%,
  •     Memiliki sumber air yang mudah diperoleh sepanjang musim,
  •     Kondisi tanahnya gembur dan subur, tidak berbatu/kerikil, tidak mengandung tanah liat.
  •     Berdekatan dengan lokasi penanaman sengon dan jalan angkutan, guna menghindari kerusakan bibit sengon pada waktu pengangkutan.
  •     Untuk memenuhi kebutuhan bibit sengon dalam jumlah besar perlu dibangun persemaian sengon yang didukung dengan sarana dan prasarana pendukung yang memadai, antara lain bangunan persemaian, sarana dan prasarana pendukung, sarana produksi tanaman dll.
Cara sukses budidaya sengon

Tahapan Penyemaian Benih Sengon

Kegiatan penaburan benih sengon dilakukan dengan maksud untuk memperoleh prosentase kecambah sengon yang maksimal dan menghasilkan kecambah sengon yang sehat. kualitas kecambah sengon ini akan mendukung terhadap pertumbuhan bibit sengon, kecambah sengon yang baik akan menghasilkan bibit sengon yang baik pula dan hal ini akan dapat membentuk tegakan pohon sengon yang berkualitas.

Bahan dan alat yang perlu diperhatikan dalam kegiatan penaburan benih sengon adalah sebagai berikut :
  • Benih sengon
  • Bedeng tabur/bedeng kecambah sengon
  • Media Tabur, campuran pasir dengan tanah 1 : 1
  • Peralatan penyiraman
  • Tersedianya air yang cukup
Teknik pelaksanaan, bedeng tabur dibuat dari bahan kayu/bambu dengan atap rumbia dengan ukuran bak tabur 5 x 1 m ukuran tinggi naungan depan 75 cm belakang 50 cm. kemudian bedeng tabur disi dengan media tabur setebal 10 cm , usahakan agar media tabur ini bebas dari kotoran/sampah untuk menghindari timbulnya penyakit pada kecambah sengon.
Penaburan benih sengon pada media tabur dilakukan setelah benih sengon mendapat perlakuan guna mempercepat proses berkecambah dan memperoleh prosen kecambah sengon yang maksimal. Penaburaan benih sengon dilakukan pada waktu pagi hari atau sore hari untuk menghindari terjadinya penguapan yang berlebihan.
Penaburan benih sengon ini ditempatkan pada larikan yang sudah dibuat sebelumnya, ukuran larikan tabur ini berjara 5 cm antar larikan dengan kedalaman kira – kira 2,0 cm. Usahakan benih sengon tidak saling tumpang tindih agar pertumbuhan kecambah sengon tidak bertumpuk. Setelah kecambah sengon berumur 7 – 10 hari maka kecambah sengon  siap untuk dilakukan penyapihan.
Langkah-langkah kegiatan penyapihan bibit sengon :
  •     Siapkan polybag ukuran 10 x 15 cm,
  •     Masukkan media tanam yang berupa campuran tanah subur, pasir dan pupuk kandang (1:1:1). Jika tanah cukup gembur, jumlah pasir dikurangi.
  •     Setelah media tanam tercampur merata, kemudian dimasukkan ke dalam polybag setinggi ¾ bagian, barulah kecambah sengon ditanam, setiap kantong diberi satu batang kecambah sengon.
  •     Polybag yang telah berisi bibit sengon, diletakkan dibawah para-para yang diberi atap jerami atau daun kelapa, agar bibit sengon tidak langsung tersengat terik matahari.
  •     Pada masa pertumbuhan bibit sengon kecil sampai pada saat kondisi bibit sengon layak untuk ditanam di lapangan perlu dilakukan pemeliharaan secara intensif.
Pemeliharaan yang dilakukan terhadap bibit sengon dipersemaian adalah sebagai berikut :
  •     Penyiraman : Penyiraman yang optimum akan memberikan pertumbuhan yang optimum pada bibit sengon. Penyiraman bibit sengon dilakukan pada pagi dan sore hari maupun siang hari dengan menggunakan nozle. Selanjutnya pada kondisi tertentu, penyiraman dapat dilakukan lebih banyak dari keadaan normal, yaitu pada saat bibit sengon baru dipindah dari naungan ke areal terbuka dan hari yang panas.
  •     Pemupukan : Pemupukan bibit sengon dilakukan dengan menggunakan larutan “gir”. Adapun pembuatan larutan “gir: sebagai berikut : Disiapkan drum bekas dan separuh volumenya diisi pupuk kandang. Tambahkan air sampai volumenya ¾ bagian, kemudian tambahkan 15 kg TSP, lalu diaduk rata. Biarkan selama seminggu dan setelah itu digunakan untuk pemupukan. Dosis pemupukan sebanyak 2 sendok makan per 2 minggu, pada umur 6 bulan, ketika tingginya 70 – 125 cm, bibit sengon siap dipindahkan ke kebun sengon.
  •     Penyulaman :  Penyulaman dilakukan apabila bibit sengon ada yang mati dan perlu dilakukan dengan segera agar bibit sulaman tidak tertinggal jauh dengan bibit lainnya.
  •     Penyiangan :  Penyiangan terhadap gulma, dilakukan dengan mencabut satu per satu dan bila perlu dibantu dengan alat pencungkil, namun dilakukan hati –hati agar jangan sampai akar bibit sengon terganggu. Beberapa hama yang biasa menyerang bibit sengon adalah semut, tikus rayap, dan cacing, sedangkan yang tergolong penyakit ialah kerusakan bibit sengon yang disebabkan oleh cendawan.
  •     Seleksi bibit sengon : Kegiatan seleksi bibit sengon merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum bibit sengon dimutasikan kelapangan, maksudnya yaitu mengelompokan bibit sengon yang baik dari bibit sengon yang kurang baik pertumbuhannya. Bibit sengon yang baik merupakan prioritas pertama yang bisa dimutasikan kelapangan untuk ditanam sedangkan bibit sengon yang kurang baik pertumbuhannya dilakukan pemeliharaan yang lebih intensip guna memacu pertumbuhan bibit sengon sehingga diharapkan pada saat waktu tanam tiba kondisi bibit sengon mempunyai kualitas yang merata.
Penyiapan Lahan : Penyiapan lahan pada prinsipnya membebaskan lahan dari tumbuhan pengganggu atau komponen lain dengan maksud untuk memberikan ruang tumbuh kepada tanaman yang akan dibudidayakan. Cara pelaksanaan penyipan lahan digolongkan menjadi 3 cara, yaitu cara mekanik, semi mekanik dan manual. Jenis kegiatannya terbagi menjadi dua tahap ;
  • Pembersihan lahan, yaitu berupa kegiatan penebasan terhadap semak belukar dan padang rumput. Selanjutnya ditumpuk pada tempat tertentu agar tidak mengganggu ruang tumbuh tanaman.
  • Pengolahan tanah, dimaksudkan untuk memperbaiki struktur tanah dengan cara mencanggkul atau membajak (sesuai dengan kebutuhan).
Penanaman : Jenis kegiatan yang dilakukan berupa :
  •     Pembuatan dan pemasangan ajir tanam ajir dapa dibuat dari bahan bambu atau kayu dengan ukuran, panjang 0,5 – 1 m, lebar 1 – 1,5 cm. Pemasangangan ajir dimaksudkan untuk memberikan tanda dimana bibit sengon harus ditanam, dengan demikian pemasangan ajir tersebut harus sesuai dengan jarak tanam yang digunakan
  •     Pembuatan lobang tanam, lobang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm tepat pada ajir yang sudah terpasang.
  •     Pengangkutan bibit sengon, ada dua macam pengangkutan bibit yaitu pengankuatan bibit dari lokasi persemaian ketempat penampungan bibit sementara di lapangan (lokasi penanaman), dan pengangkutan bibit dari tempat penampungan sementara ke tempat penanaman.
  •     Penanaman bibit sengon, pelaksanaan kegiatan penanaman sengon harus dilakukan secara hati – hati agar bibit sengon tidak rusak dan penempatan bibit sengon pada lobang tanam harus tepat ditengah-tengah serta akar bibit sengon tidak terlipat, hal ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit sengon selanjutnya.
Pemeliharaan, kegiatan pemeliharaan yang dilakukan berupa kegiatan :
  •     Penyulaman, yaitu penggantian tanaman sengon yang mati atau sakit dengan tanaman sengon yang baik, penyulaman pertama dilakukan sekitar 2-4 minggu setelah tanam, penyulaman kedua dilakukan pada waktu pemeliharaan tahun pertama (sebelum tanaman berumur 1 tahun). Agar pertumbuhan bibit sulaman tidak tertinggal dengan tanaman lain, maka dipilih bibit sengon yang baik disertai pemeliharaan yang intensif.
  •     Penyiangan, pada dasarnya kegiatan penyiangan dilakukan untuk membebaskan tanaman pokok dari tanaman penggagu dengan cara membersihkan gulma yang tumbuh liar di sekeliling tanaman sengon, agar kemampuan kerja akar sengon dalam menyerap unsur hara dapat berjalan secara optimal. Disamping itu tindakan penyiangan juga dimaksudkan untuk mencegah datangnya hama dan penyakit yang biasanya menjadikan rumput atau gulma lain sebagai tempat persembunyiannya, sekaligus untuk memutus daur hidupnya. penyiangan dilakukan pada tahun-tahun permulaan sejak penanaman agar pertumbuhan tanaman sengon tidak kerdil atau terhambat, selanjutnya pada awal maupun akhir musim penghujan, karena pada waktu itu banyak gulma yang tumbuh.
  •     Pendangiran, pendangiran yaitu usaha mengemburkan tanah disekitar tanaman sengon dengan maksud untuk memperbaiki struktur tanah yang berguna bagi pertumbuhan tanaman.
  •     Pemangkasan, melakukan pemotongan cabang pohon sengon yang tidak berguna (tergantung dari tujuan penanaman).
  •     Penjarangan, penjarangan dilakukan untuk memberikan ruang tumbuh yang lebih leluasa bagi tanaman sengon yang tinggal. Kegiatan ini dilakukan pada saat tanaman sengon berumur 2 dan 4 tahun, Penjarangan pertama dilakukan sebesar 25 %, maka banyaknya pohon yang ditebang 332 pohon per hektar, sehingga tanaman yang tersisa sebanyak 1000 batang setiap hektarnya dan penjarangan kedua sebesar 40 % dari pohon yang ada ( 400 pohon/ha ) dan sisanya 600 pohon sengon dalam setiap hektarnya merupakan tegakan sisa yang akan ditebang pada akhir daur. Cara penjarangan dilakukan dengan menebang pohon-pohon sengon menurut sistem “untu walang” (gigi belakang) yaitu : dengan menebang selang satu pohon pada tiap barisan dan lajur penanaman. Sesuai dengan daur tebang tanaman sengon yang direncanakan yaitu selama 5 tahun maka pemeliharaan pun dilakukan selama lima tahun. Jenis kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan tanaman. Pemeliharaan tahun I sampai dengan tahun ke III kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan dapat berupa kegiatan penyulaman, penyiangan, pendangiran, pemupukan dan pemangkasan cabang. Pemeliharaan lanjutan berupa kegiatan penjarangan dengan maksud untuk memberikan ruang tumbuh kepada tanaman yang akan dipertahankan, presentasi dan prekuensi penjarangan disesuaikan dengan aturan standar teknis kehutanan yang ada.

Pertumbuhan Sengon Solomon

Pertumbuhan sengon solomon dilahan kering begitu menakjubkan, karena hanya dalam waktu 38 hari bisa mencapai kenaikan 27 cm.
Artinya pertumbuhan sengon bongsor dari wilayah Pasifik ini hampir 2 x lipat dari sengon lokal yang ditanam di wilayah yang sama dengan perawatan sama.
Sengon yang sudah diuji relatif tahan karat tumor, toleran daerah kering dan serangan uret penggerek kayu ini benar benar lebih menguntungkan dibanding sengon lokal

MENGENAL KAYU SENGON (Paraserianthes falcataria)



MENGENAL SENGON (Paraserianthes


falcataria)
MORFOLOGI DAN ANATOMI
A. Morfologi
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Fabales
Famili : Fabaceae
Sub Famili : Mimosoidae
Marga : Paraserianthes
Jenis : Paraserianthes falcataria
Sinonim : Albizia moluccana Miq. Albizia
falcata
Backer; Albizia falcataria (L.) Fosberg.
Nama lokal/daerah : Sengon (umum), jeungjing
(Sunda), sengon laut (Jawa), sika(Maluku), tedehu pute (Sulawesi), bae, wahogon
(Irja).
Deskripsi
botani
Batang
Pohon berukuran sedang sampai besar, tinggi dapat
mencapai 40 m, tinggi batang bebas cabang 20 m. Tidak berbanir, kulit licin,
berwarna kelabu muda, bulat agak lurus. Diameter pohon dewasa bisa mencapai 100
cm atau lebih. Tajuk berbentuk perisai, jarang, selalu hijau.
Daun
Daun sengon tersusun majemuk menyirip ganda
panjang dapat mencapai 40 cm, terdiri dari 8 – 15 pasang anak tangkai daun yang
berisi 15 – 25 helai daun, dengan anak daunnya kecil-kecil dan mudah rontok.
Warna daun sengon hijau pupus, berfungsi untuk memasak makanan dan sekaligus
sebagai penyerap nitrogen dan karbon dioksida dari udara bebas.
Akar
Sengon memiliki akar tunggang yang cukup kuat
menembus kedalam tanah, akar rambutnya tidak terlalu besar, tidak rimbun dan
tidak menonjol kepermukaan tanah.
Akar
rambutnya berfungsi untuk menyimpan zat nitrogen, oleh karena itu tanah
disekitar
pohon sengon menjadi subur.
Bunga
Bunga tanaman sengon tersusun dalam bentuk malai
berukuran sekitar 0,5 – 1 cm, berwarna putih kekuning-kuningan dan sedikit
berbulu. Setiap kuntum bunga mekar terdiri dari bunga jantan dan bunga betina,
dengan cara penyerbukan yang dibantu
oleh angin atau serangga.
Buah
Buah sengon berbentuk polong, pipih, tipis, tidak
bersekat-sekat dan panjangnya sekitar 6 – 12 cm. Setiap polong buah berisi 15 –
30 biji. Bentuk biji mirip perisai kecil, waktu muda berwarna hijau dan jika
sudah tua biji akan berubah kuning sampai berwarna coklat kehitaman,agak keras,
dan berlilin
Benih
Pipih, lonjong, 3 – 4 x 6 – 7 mm, warna hijau,
bagian tengah coklat. Jumlah benih 40.000 butir/kg. Daya berkecambah rata-rata
80%. Berat 1.000 butir 16 – 26 gram.
Kegunaan
Merupakan kayu serba guna untuk konstruksi ringan,
kerajinan tangan, kotak cerutu, veneer, kayu lapis, korek api, alat musik,
pulp. Daun sebagai pakan ayam dan kambing. Di Ambon kulit batang digunakan
untuk penyamak jaring, kadang-kadang sebagai pengganti sabun. Ditanam sebagai
 pohon pelindung, tanaman hias, reboisasi dan penghijauan.
B. Anatomi
Nama botanis: (Paraserianthes
falcataria 
(L) Nielsen), syn. Albizia falcata Backer,
famili Mimosaceae. Nama daerah :Albizia, bae, bai, jeungjing, jeungjing laut,
jing laut, rare, salawaku, salawaku merah, salawaku putih, salawoku, sekat,
sengon laut, sengon sabrang, sika, sika bot, sikas, tawa sela, wai, wahagom,
wiekkie.Nama lain : Batai (Malaysia Barat, Sabah, Philipina, Inggris, Amerika
Serikat, Perancis, Spanyol, Italia, Belanda, Jerman); kayu machis (Sarawak);
puah (Brunei). Penyebaran : Seluruh Jawa, Maluku, Irian Jaya.
Ciri umum : Kayu teras berwarna hampir putih atau coklat
muda pucat (seperti daging) warna kayu gubal umumnya tidak berbeda dengan kayu
teras. Teksturnya agak kasar dan merata dengan arah serat lurus, bergelombang
lebar atau berpadu. Permukaan kayu agak licin atau licin dan agak mengkilap.
Kayu yang masih segar berbau petai, tetapi bau tersebut lambat laun hilang jika
kayunya menjadi kering. Sifat kayu : Kayu sengon termasuk kelas awet IV/V dan
kelas IV-V dengan berat jenis 0,33 (0,24-0,49). Kayunya lunak dan mempunyai
nilai penyusutan dalam arah radial dan tangensial berturut-turut 2,5 persen dan
5,2 persen (basah sampai kering tanur). Kayunya mudah digergaji, tetapi tidak
semudah kayu meranti merah dan dapat dikeringkan dengan cepat tanpa cacat yang
berarti. Cacat pengeringan yang lazim adalah kayunya melengkung atau memilin.
(Martawijaya dan Kartasujana, 1977).
Kayu sengon digunakan untuk tiang bangunan rumah,
papan peti kemas, peti kas, perabotan rumah tangga, pagar, tangkai dan kotak
korek api, pulp, kertas dan lain-lain
Studi
Perbandingan Metode Sampling Bor Riap dengan Disk untukPengukuran Proporsi dan
Dimensi Serat Kayu Sengon Salomon(Paraserianthes falcataria, (L.) 
Nielsen)
Penggunaan metoda bor riap dan metoda disk
tidakmemberikan perbedaan yang nyata untuk pengukuran dimensi serat. Demikian juga terhadapproporsi sel juga tidak memberikan perbedaan
yang nyata sebagai akibat perbedaan
penggunaan kedua metoda tersebut. Letak
kedudukan kayu pada arah radial tidak memberikan perbedaan yang nyata terhadap
hasil pengukuran proporsi tipe sel. Untuk dimensi serat terdapat variasi sebagai berikut Panjang serat berbeda nyata pada arah
radial, dimana panjang serat untuk bagian dekat kulit lebih panjang dibanding
bagian dekat hati, demikian juga untuk tebal dinding sel kayu. Diameter serat dan diameter lumen tidak berbeda
nyata pada arah radial kayu (Praptoyo,2005)

DAFTAR PUSTAKA
Martawijaya. A, I. Kartasujana. 1977.
Ciri Umum, Sifat dan Kegunaan Jenis-Jenis Kayu Indonesia. Publikasi Khusus No.
41. LPHH, Bogor.

Profil PT. Aspro Eco Agroindo

         PT. Aspro Eco Agroindo.  merupakan perusahaan publik yang bergerak pada industri agrobisnis. Kantor pusat kami berlokasi dikecamatan Parang Kabupaten Magetan, dimana fasilitas dan kegiatan operasional tidak hanya ada di Magetan saja akan tetapi juga kami bergerak di beberapa wilayah lain di luar Kabupaten Magetan yang memiliki potensial sangat bagus.
       Kegiatan bisnis Aspro Eco Agroindo bergerak di bidang agrobisnis yang meliputi pembudidayaan tanaman sengon dll


KEUNTUNGAN KOMPETISI
Secara keseluruhan Aspro Eco Agroindo mengerti sekali kesempatan dalam berkompetisi secara vertikal skala ekonomi prioritas. Dan menembus sistem operasi upstream dan downstream Aspro Eco Agroindo telah sanggup menjamin produk yang berkualitas. Perkembangan secara vertikal tetap memperhatikan keamanan bibit dan memudahkan perusahaan untuk menyalurkan produk-produknya secara kontinue dengan harga stabil, tanpa terpengaruh oleh fluktuasi dalam penyaluran dan permintaan secara berkelanjutan lebih jauh, hal tersebut terjadi karena secara keseluruhan, Aspro Eco Agroindo mampu menyediakan produk-produk yang secara spesifik dibutuhkan oleh konsumen.
Pusat dari kesuksesan perusahaan kami adalah kepercayaan yang kuat di dalam menjalin kerjasama yang baik berdasarkan kepercayaan dan pengakuan.

  • Aspro Eco Agroindo dapat berperan aktif dalam mengembangkan kerjasama yang saling menguntungkan.
  • Aspro Eco Agroindo bertujuan untuk mendapatkan pengembalian penanaman modal yang tinggi.
  • Dengan rekan bisnis, Aspro Eco Agroindo bekerja sangat dekat sekali, menekan masing-masing kompetitor.
  • Dengan pelanggan, kami memfokuskan servis kami dalam pengiriman produksi dan dalam memberikan harga, itu menjamin kepuassan pelanggan.
  • Dengan supplier – supplier, sesuai dengan kesepakatan dalam kerjasama.
  • Dengan karyawan, kami menempatkan sebagai hal yang sangat utama dan mengembangkan program-program yang terbaik bagi karyawan.
  • Dengan lingkungan sekitar, bendera kami mengingatkan tanggung jawab terhadap masyarakat sekitar.